#BC22 Ketika Rindu Menyapa..

Waktu yang mempertemukan, waktu yang memisahkan

Cerita ini mengalir didalam ingatanku selamanya

Sesuatu itu kini sudah lama terbawa angin

Namun ini tentang waktu

Waktu yang memisahkan hendak mempertemukan kembali

Kembali? sepertinya kini telah asing untuk seorang pengecut sepertiku

Menoleh saja tidak berani

Namun sekali lagi ini tentang waktu

Waktu yang mempertemukan pada sesuatu yang kusebut rindu

-ketika rindu meyapa-

perempuan angin, 22 thn

Cerita di topic ke-22 blogger’s challenges pekan ini menjadi sumber inspirasi bagi saya. Tentang rindu. Behind the topic, saya sebenarnya sering menyinggung rindu di setiap tulisan saya, terutama fiksi. Namun kali ini sungguh terasa beda ketika topic ini dikeluarkan, saya seperti harus mengulas kejadian di masa lampau. Kalau berbicara rindu, tentu yang terbersit adalah masa lalu. Lalu kemana tulisan ini akan saya ungkapkan? Jawabannya bisa dibaca dibawah ini

  1. Rindu Ketemu Kakek

bersama-ayah

Kaki mungilku berlari kesana-kemari

Lalu disekitar rumah, dengan sepeda kebangganku, kau menuntunku

Mengayuh hanya kemudian untuk jatuh..jatuh dan menangis

Tapi ku tahu dibelakangku ada lelaki tangguh tanpa mengeluh

Teriakanku, tangisku tidak ada artinya

semangatmu hingga sayangmu di depan mata

Kakek, aku rindu.

Aku pernah memanjatkan harapan pada Allah kapan aku bertemu lelaki seperti kakek. Aku rasa harapanku tidak salah karena selain bapak, kakekku adalah sosok laki-laki yang tangguh. Wataknya kerasa tapi hatinya lembut. Kami memaklumi kerasnya watak kakek karena dari muda hingga mulai berumur senja waktunya dihabiskan untuk melindungi negara.  Bisa dibilang sejak kecil aku lebih sering menghabiskan waktu bersama kakek di rumah. Kami bercengkerama mulai dari makan es krim, nonton film kartun hingga saya naik sepeda dia yang menuntunku. Pesan yang selalu kuingat dari kakek hingga sekarang adalah harus berani menghadapi apapun yang membuat kita takut. Ya semenjak kakek mengatakan itu ketika saya berada dalam kondisi ketakutan atau bahkan mengidap phobia pun, saya berusaha sangat melawan. Namun….

Entahla. Bila kulihat dengan kondisiku sekarang aku justru mudah sekali dibuat menangis dengan laki-laki. Jika kakek masih hidup, apa yang akan dikatakan kakek kepadaku? Pertanyaan yang sering menghantuiku,”Aku harus bagaimana?” Arah jalan yang salah pernah kulewati hingga akupun kehilangan rasa percaya diri dengan laki-laki. Tapi jika aku sadar akan sosok mamak, aku tak sanggup berdiam diri.

Maaf kek, aku masih sering merindukanmu. Maaf kek, aku tak seberani dulu. Maaf kek, aku hanya bisa menitikkan air mata karena yang kuharapkan adalah rahmat Allah dan doa yang teriring kepadamu. Perjalanan hidup yang begitu berarti untuk mengenal laki-laki kuawali dari sosok bapak dan kakek.

2. Rindu Berhari Raya dengan Orang-Orang yang Sudah Tiada

b9afjb0iqaavzpb

Apakah aku sudah salah merindukan kalian?        

Satu hal ketika kerinduan seperti ini menyapa adalah aku sering merindukan hal yang tak akan tercapai lagi di dunia. Ya justru karena ketidakmungkinan itulah aku sangat merindukan kenangan berkumpul dengan lengkap. Ada yang selalu membedakan ketika bertemu hari raya. Kalau biasa buat makanan enak seperti kue lebaran terus ketupat tapi tidak akan mengembalikan orang-orang yang sudah tiada. Mereka tinggal dalam ingatan. Jalan mereka telah selesai di dunia. Rindu saya dan harapan saya terasa dekat ketika membuka album foto lebaran dan melihat wajah mereka. Hanya doa dan suatu waktu yang akan mempertemukan kita kembali. Tentu saja tempat itu bukan di dunia. Semoga dan selalu. Aku selalu merindukan pertemuan itu. Bude, sahabat, kakek-nenek, ibuk, pakde dan orang-orang terdekatku yang sudah tiada, semoga kalian tentram disana. Seseorang atau bahkan lebih; aku benar-benar menikmati saat-saat kehadiran kalian kala itu.

3. Rindu Bertemu Belahan Jiwa Kembali

gadis-senja

Semenjak hari itu, waktu terbaik yang sering kulalui adalah bahagia dalam sendiri.

Tidak mudah bagi manusia untuk melewati kenangan indah yang pernah terukir di dalam hidupnya. Apalagi ketika kisah itu berakhir semua terlihat seperti biasanya. Maklum saja karena saya wanita sering kebawa perasaan kalau udah ngomongin belahan jiwa. Baru kali ini, di topik ini pula saya membongkar seperti apa perasaan itu terhadap masa lalu saya. Meski sangat jarang menyinggung perihal cinta tapi tetap saja hati gabisa dibohongin. Kini saya tersadar bahwa saya ternyata merindukan belahan jiwa kembali. Belahan jiwa yang dulu sempat bersamaku, belahan jiwa yang juga sudah meninggalkan aku dan mungkin dia memang bukan takdirku. Ya, ini hanya tentang rindu yang tak berkesudahan bila difikirkan terus-menerus. Hanya rindu yang tak bernilai namun yang terasa justru seperti “Aku adalah wanita yang pernah beruntung dicintai”. Yang kulakuan sekarang apa ketika rindu? hanya bisa berdoa. Seperti dalam lirik lagunya Krisdayanti,

Rahasia itu hanya kau yang tahu

Namun aku tak mau jadi tuna cinta

Namun harus ku ikhlaskan semua nasib cintaku…padaMu (Menanti Cinta, OST.Ketika Cinta Bertasbih)

4. Rindu Masa Kecil

mainan_masa_kecil_20160607_009_rita

Aku selalu riang melihat matahari. Ketika cahaya siang begitu terik, justru yang kulakuan adalah bermain lompat tali bersama mereka. Aturan mainnya begitu sederhana; siapa yang tahan bermain lompat tali tanpa alas kaki. Tentang bahagia yang sederhana berawal saat itu.

Lompat tali, pecah piring, kelereng, lempar kuaci, patuk lele, batalion, gotri ala gotri dan masih banyak lagi. Jenis permainan tersebut sangat langka ditemukan sekarang. Ya, saya membenarkan ketika sebuah artikel menceritakan bahwa permainan klasik tersebut dimiliki oleh angkatan anak 90an, termasuk saya. Selain permainan ada yang membuat saya rindu; orang-orangnya. Terus mereka pada kemana kok bisa rindu? tentu sudah dewasa. Kami tak lagi bermain seperti itu bahkan ada yang sudah merantau dan menikah. Kenangan masa kecil lainnya adalah ketika pulang sekolah diguyur hujan bukannya pulang tapi malah lari-lari sama teman-teman. Tidak terkecuali ketika sore tiba, saya dan teman saya begitu bersemangat balapan sepeda dan beradu layang-layang. Beradu layang-layang disini maksudnya kami berusaha menerbangkan layang-layang setinggi-tingginya dan bila itu sudah terbang tinggi, ada rasa kepuasan tersendiri yang tak terjelaskan. Ketika siang pulang sekolah selain main lompat tali justr berburu capung ke pohon-pohon atau bunga-bunga tetangga haha. Tapi sekarang gatau kenapa populasi capung di sekitar rumah saya semakin jarang terlihat. Entahla. Yang pasti masa itu begitu indah. Selalu menarik untuk diceritakan ulang.

5. Rindu Masa SMA

terbang

Ketika terlintas arti sahabat, aku memahaminya berawal dari SMA

 Apa kabar seragam abu-abu? aku begitu rindu. walau aku tahu itu tak akan mungkin duduk disitu. Apa kabar teman-temanku? Aku fikir kita pernah dimarahin guru kemudian bersama-sama.

Apa kabar kehidupan abu-abu? aku begitu banyak menorehkan cerita disana bersama teman-temanku. Tentang ujian bersama pulangnya masing-masing, tentang orientasi sekolah lalu ikut ala raja dan ratu mos-mosan, tentang osis yang kukenal dengan segala perangkat organisasi dan acaranya, tentang datang terlambat, tentang guru yang paling diidolakan, tentang kegiatan pulang sekolah yang kita lakukan bersama-sama. Tak akan. takan terulang namun selalu tertancap dalam ingatan.

Dengan segala cerita yang pernah ada saya mulai memahami arti sahabat saat itu juga. Tentang pertemanan sejati hingga setia kawan. Teman di SMP yang mulai saya sadari pula sebagai teman sejati di bangku SMA. lalu teman SMA? tentu dengan segala kenangannya pula didalam ingatan.

6. Rindu Kepada Engkau Yang Akan mengarungi Bahtera Rumah Tangga

Untukmu yang sedang bahagia, semoga nantinya menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

dia-pergi-meninggalkan-cinta-untukku

Kali ini kerinduan saya terbersit ketika melihat salah seorang teman baik saya yang akan menikah. Saya tidak tahu mengapa saya begitu haru mendengar berita bahagia tersebut. Entah kenapa pula saya seperti akan jarang bertemu dia atau sekadar berbagi cerita sebab saya tahu kehidupan pernikahan berbeda dengan ketika belum menikah. Sudah punya suami tentu menjadi prioritas tersendiri. Rindu akan kenangan bersamanya mungin aka terobati bila sewaktu-waktu kami bertemu kembali. Ya semoga saja waktu selalu berbaik hati mempertemukan hingga rindupun terlampiaskan.

Untuk topik kali ini sudah berhasil membuat saya hanyut dalam perasaan tetapi mengingatkan saya akan waktu berharga yang telah saya jalani selama ini. Thank you mas Arif yang sudah memberikan topik minggu ini. Semoga kerinduan yang lainnya dapat tersampaikan.

Aamiin~

5 Comments

Tinggalkan komentar