#bc4 7 Kebiasaan baik

Tulisan ini adalah bagian dari tantangan blogger’s challenges yang keempat dengan mengambil tema 7 kebiasaan baik. Sebelumnya terima kasih buat teman saya “Wawa” yang sudah buat saya putar-putar otak akhir-akhir ini karena memikirkan “apa lagi kebiasaanku yang baik?” atau “Apa ya yang baik-baik selama ini yang udah dilakuin sehari hari.” Hehe saya cukup cuek sebenarnya dengan kegiatan sehari-hari tapi syukurnya saya ga sampai amnesia untuk mengingat apa saja si “kebiasaan” tersebut.

# isi tulisan ini sebagian besar adalah cerita saya sehari-hari. Tulisan kedua yang menyangkut kehidupan pribadi setelah Planning 22 tahun.

Kebiasaan 1: Ngumpulin  struk belanjaan selama berbulan-bulan

Nah, kebiasaan pertama saya ini mungkin bagi sebagian orang aneh, langka atau apa la itu namanya. Tapi yang pasti kebiasaan aneh bin langka ini udah saya lakuin sejak SMA. Iidihh.. teman-teman seringkali ngeledekin soal ini dan sering bilang “Ga ada kerjaan si dwita ini. Uang yang dibanyakin didompet bukan struk belanjaan” wkwkkk  mungkin kalau didompet tempat nyimpen uang tapi kalau didompet saya mah banyakan struk belanjaan dibandingkan duitnya wkwkkk. Terus duitnya kemana? duitnya disimpan dicelengan atau diselipkan ditempat aman, di bank misalnya. Kebiasaan ini tercipta bukan tanpa alasan. Kebiasaan ini tercipta karena menyadari saya cukup boros, sayapun mulai mengumpulkan struk belanja sebagai solusi; ngumpulin struk belanjaan buat dijadikan bahan renungan. Ya allah bahasanya -.- , selain itu tahu duitnya kemana dan digunakan untuk apa saja. Kesannya perhitungan ya? wkwkk apapun penilaian orang, terlepas dari itu setelah dihitung ulang pengeluaran habis berapa yaa mikirin solusi selanjutnya; menekan pemborosan demi kehidupan selanjutnya. Jadi kalau habis belanja entah darimana lah itu, sampai di rumah cuma bisa meringis dalam hati, “hiii horor kali harga barang ini kubeli. Duit dah segini aja ya Allah -,-” , padahal bisa saja ketika membeli itu cuma laper mata doang. Selesai sudah –_–

Kebiasaan 2: Ngumpulin foto foto jadul

Salah satu dari sekian motto hidup saya adalah kenangan itu sepanjang masa. Tak lekang oleh waktu maka jangan lupakan masa lalu. Nah motto disini bukan berarti saya tak bisa move on dengan masa lalu. Itu udah lain konteksnya -.-. Motto disini ngarah ke kebiasaan saya yang tak mudah menghilangkan foto-foto zaman dulu dari mulai masa kecil sampai dewasa. Semua tersimpan rapi. Kebiasaan ini nurun sih dari keluarga yang suka simpan album kenang-kenangan. Ga ketemu tujuan yang berarti dari kebiasaan ini tapi yang pasti ketika ngelihat foto masa lalu itu buat kita rindu dan ngambil sisi kebaikan yang ada disana. Contohnya kalau foto zaman SMP saat ngumpul dengan teman teman yang sama “sengklaknya” itu buat kita sadar kalau momen indah dalam hidup ini diisi dengan orang-orang terbaik dan tentu setelah itu kita ga lupa dong mereka itu siapa. Kita lebih menghargai pertemuan kita dengan orang-orang yang ada di foto ketika bertemu. Dan itu adalah cara kehidupan terbaik yang pernah saya lakukan.

Kebiasaan 3: Bersihin rumah sebelum pergi kemana-mana

Kalau kebiasaan yang ketiga ini sebenarnya juga udah jadi kewajiban. Kenapa? karena berhubung saya perempuan, orang tua saya sering ngasih wejangan yang berakhir dengan mitos-mitos yang masih mereka percaya. Maklum, saya keturunan jawa jadi wejangan yang merembet ke mitos itu lumrah didengar termasuk kenapa kebiasaan ini lahir. Wejangan  yang sering diberikan itu….. “Biasain kalau mau pergi, rumah itu bersih, ntar dapet bojo yang brewokan mau.” jeggerrrrrr -.- yaudah karena ketakutan dan itu baik maksudnya ya ikutin aja. Minimal ngerapiin tempat tidur atau nyapu halaman depan rumah.

Kebiasaan 4: Ngantongi sampah sampai ketemu tong sampah

Kebiasaan keempat ini tercipta ketika ada teman yang pernah nanya, ” wiik itu apa dibelakang tasmu, penuh kali.” Trus dibukanya dia kaget karena dalamnya banyak plastik. “Dibuang aja disitu bikin penuh tasmu aja wik..wik”. “Iii ga la. itu kan jalan. Itu ku kumpulin karena ga ada tong sampah daritadi yang nampak wak, makanya kumasukin kedalam tas dulu.” wkwkk.  Dan ga jarang sih dibilang pemulung dadakan karena kebiasaan ini. Tapi itu udah biasa. Penilaian orang selalu timbul dari apa yang dia lihat jadi kalau soal ini mah saya enjoy aja. Lagipula apa salahnya kita sabar ngantongi plastik bekas makanan kita ketika di dalam angkutan umum atau tempat tempat yang kurang menyediakan tong sampah. Toh akhirnya ketemu tong sampah kita buang juga. Percaya ga percaya kadang ada tempat yang masih minim nyediain tong sampah dan itu sering buat saya kebingungan dan akhirnya begitulah yang terjadi.

Kebiasaan 5: Ngumpulin baju yang udah gadipake lagi untuk diberikan kepada yang membutuhkan

Kebiasaan kelima ini berawal dari nasihat ibu saya yang selalu bilang, “Kalau punya baju bagus dan gamuat dikumpulin dulu, ntar bisa dipake sama adek sepupu atau anak-anak yatim kalau bisa.” Dan emang sudah sering sih kalau dirumah baju zaman dulu yang masih bagus dipilihin untuk diberikan ke saudara. Karena ngikut aja jadinya terbiasa sejak SMP. Sadar karena ga banyak orang-orang beruntung yang bisa seperti saya, akhirnya diserahin deh sama yang bisa memakai dan emang perlu dibantu. Hitung-hitung sedekah walaupun tidak menghasilkan uang, mudah-mudahan pahala ngalir dari yang mereka pakai. Aamiin.

Kebiasaan 6: Bawa mukena kemana-mana

Kebiasaan keenam yang mungkin sudah banyak perempuan lainnya juga membawa kemana-mana adalah mukena. Karena saya sadar saya muslim, salat lima waktu wajib dan saya usahakan melaksanakannya. Terkecuali kalau datang bulan dadakan nah itu juga udah jadi rahasia umum  kalau perempuan kodratnya mah begitu. Walaupun terkadang di musola atau di mesjid sering disediain mukena, tapi tetap saja mukena sendiri lebih nyaman.

Kebiasaan 7: Meluangkan waktu magrib dan isya untuk membaca quran walau satu ‘ain

Masih sadar kalau saya muslim, walaupun ga yakin juga cara bacanya udah bener apa belum, saya memulai kebiasaan ini dari TK dan TPA dulu. Sebabnya karena dulu di TPA selalu ditagih sama mualimah, “Udah sampai mana quran nya wit, ” kadang malu sendiri dengan teman-teman sekelas saat itu karena udah pada banyak yang mereka baca. Alhasil sampai di  rumah curhat sama ibuk cuma untuk diajarin baca quran dan itu dilakuin setelah salat magrib. Dan ketika sampai sekarang pun masih ngeluangkan waktu antara magrib dan isya. Atau kalau ga magrib ya waktu isya pun jadi walau cuma satu ‘ain. Satu ‘ain itu sama dengan satu paragraf mungkin. Dalam hal ini belum pernah nanya ustadz satu ‘ain itu sama dengan seberapa. Lain halnya kalau lagi di luar rumah di waktu-waktu tersebut. Intinya berawal dari adanya kesempatan dan berakhir menjadi keseringan.

Sudah 7 kebiasaan yang dibeberkan. Terlepas dari tulisan ini mungkin banyak orang-orang diluar sana yang memiliki kebiasaan yang lebih baik dari saya. Believe or not, good or bad it depends on you readers.

Kehidupan ini memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk. Dan jika mau menyadari sebanyak apapun keburukan yang ada pada diri kita, sisi baik tetap ada disana.