#BC28 Dilema Pekerjaan Impian

Blogger’s challenges return. Tulisan ini tercipta ketika saya sedang persiapan nyusun berkas sebagai pengganti lelahnya akhir-akhir ini hehe. Topik minggu ini diusung oleh teman saya, Betha tentang dilema pekerjaan impian. Dilema gimana? jadi, dilema disini ngerujuk ke kondisi seperti ini:

“Kalian punya dream job, tapi untuk saat ini seberapa keras usaha yang udah kalian lakukan, kalian tetap nggak bisa mendapatkan dream job itu. Tapi ada sebuah job yang udah nerima kalian, hasil iseng-isengan ngelamar, gajinya separuh lebih kecil dari yang kalian impi-impikan. Nah, di posisi seperti itu, kalian mengambil sikap seperti apa?”

Kalau readers sedang atau pernah ngalamin ini, sabar yaa. Setiap kasus dilematis ada keputusan terbaik kok ehemm. oke skip skip

Balik ke topik, kita harus gimana?

Keputusan 1: Menerima pekerjaan yang menampungmu meskipun gaji tak seberapa. Karena setiap pekerjaan adalah jalan rezeki.

Pekerjaannya ga gitu suka dan gajinya ga sesuai yang diinginkan. Tapi kalau ga diterima mau kerja apa? 

Kalau pernah diserang pertanyaan begini didalam kepala, itu adalah hal wajar. Kita ga bisa memungkiri kalau setiap kasus dilematis kita dihadepin serangan pikiran yang entah darimana datangnya. Tapi, coba deh pikir sekali lagi, perhatikan keadaan kita ketika kita memutuskan sebuah pekerjaan. Bukankah setiap pekerjaan adalah jalan rezeki? kita gapernah benar-benar bisa paham kapan Tuhan memberikan jalan yang kita inginkan atau jalan terbaik buat kita. Bisa saja, pekerjaan yang tak terlalu menarik bagimu justru menjadi jalan untuk karirmu yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang kamu inginkan. Karena terkadang apa yang baik menurut kita belum tentu baik bagi Tuhan. Dalam hal ini, penulis menyarankan ga ada salahnya kok kamu menerima itu dengan lapang, toh juga ga ada pekerjaan lain kan selain itu yang nerima kamu? Tuhan tahu yang terbaik untuk soal ini. Jadi tetap optimis ya meskipun ga sesuai dengan yang kamu inginkan.

Keputusan 2: Sambil menyelam minum air. Sambil bekerja, sambil berusaha untuk ngelamar di tempat yang kita inginkan.

Kalau kita pernah mendengar cerita dari salah seorang penemu yang udah melakukan 99 kali gagal dan usahanya yang ke-100 justru menjadi temuannya yang melegenda, kita juga bisa dong ngambil sisi positif dari cerita penemu tersebut. Usaha ga bisa sekali, dua kali. Kita gapernah benar-benar tahu kapan usaha kita yang keberapa membuahkan hasil. Kuncinya, SABAR. Inget pepatah arab, “Man shobaro zafiroo”, siapa yang bersabar dia yang beruntung. Jadi, ga ada salahnya kamu bersabar dengan pekerjaan yang udah nerima kamu sambil terus usaha keras dan jangan lupa doa juga lebih keras. Kalau sudah begitu, kita nikmati saja apa yang sedang ingin Tuhan berikan untuk kita. Kesabaran selalu membuahkan hasil kok. Insya Allah 🙂

Keputusan 3: Bersyukur ketika Tuhan tak kunjung mengabulkan pekerjaan yang kamu inginkan

Hal semacam ini mudah diucapkan tapi sejujurnya sulit dilakukan bagi sebagian orang. Ketika yang kita harapkan, yang kita doakan tak kunjung ada jalan, maka berusaha bersyukur dengan keadaan yang kita jalani adalah cara terbaik dari sudut pandang saya. Bukankah kita sudah berusaha keras? bukankah kita sudah sekuat tenaga berdoa? lagi-lagi kita tidak bisa berbuat banyak ketika semesta tak mendukung. Ada sesuatu hal yang tidak kita ketahui tapi yakinlah yang sekarang adalah yang terbaik. Semua kembali ke diri masing-masing. Semakin banyak bersyukur, tentu nikmat itu terasa indah tapi sebaliknya bila kita tidak bersyukur yang terjadi justru kita tak henti mengejar sesuatu yang tak pasti. Jadi, bersyukur itu adalah salah satu cara untuk memanfaatkan waktu terbaik. Waktu terbaik ketika semesta tak mendukung, waktu terbaik untuk kamu meningkatkan kualitas kinerja, dan waktu terbaik untuk bisa menerima apa saja yang sudah kamu jalani. Jangan karena satu keinginan tak tercapai lantas kamu memaksakan dirimu untuk sesuatu yang belum tentu baik ya. Inget, ga ada pekerjaan yang sia-sia selama jalannya benar. Selama kita mampu, selama kita sabar dan selama kita bersyukur, nikmat itu selalu ada walau sekecil apa pun, sadar atau tidak, kita mungkin sedang merasakan nikmat itu.

3 point yang saya sampaikan di atas adalah mewakili segala kegundahan yang pernah saya rasakan. Memang pekerjaan saya waktu itu sifatnya sementara, tapi dari situ saya belajar kalau sesuatu yang saya inginkan, kadangkala tidak sesuai kenyataan. Dari hal itu saya banyak belajar akan arti usaha, sabar, syukur dan optimis. Optimis bahwa rezeki ga akan pernah tertukar. Usaha bahwa kita punya semangat hidup. Sabar bahwa kita menyadari kekuatan Tuhan diatas segalanya dan syukur bahwa kita menikmati hidup.

Big thanks to Betha, meskipun sempet buat mikir keras akhirnya bisa dapet 3 point yang mudah dijabarin. Semoga bermanfaat.

 

N.b: Tulisan ini murni opini pribadi. Apabila ada kesamaan sudut pandang, mohon dimaafkan.

 

 

 

17 Comments

  1. Poin 2. Bersabar sambil berusaha. Terasa kali pas mau nyerahkan skripsi ke digilib dulu. Dimana orang sibuk berebut nomor urut dan nomor urutnya terbatas. Awak gapande bertindak anarkis, jadi sabar, sabar, sabar, terkhirnya dapat nomor belakang2. Hihiihi

    Poin 3.
    Kalimat “adalah yang terbaik.semua”
    Kasih spasi setelah titik ya mbak.

    Di bawah poin 3:
    “3 point yang saya sampaikan diatas adalah ”
    Diatas > di atas
    Kadangkala > kadang kala (setauku mbak)

    Itu aja..
    Hihihihi.
    Good job mbaaaak…

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar