#BC54 Andai Aku Punya Adik Perempuan

3f9c9-7_connectingwithin

Bloggers’ challenges return..

Holaaa…. Long time no see untuk setumpuk tulisan Bloggers’ challenges yang masih dalam proses pengerjaan dan dunia tulis-menulis di blog. Tulisan saya kali ini adalah untuk memenuhi tantangan dari teman blogger saya, mba Verawati Iriani dengan topik, “Jika aku punya adik perempuan”.

Untuk topik kali ini, sejujurnya cukup menikmati namun sempat bingung mau nulis apa karena secara pribadi saya ga punya adik perempuan. Saya adalah anak bungsu di keluarga saya, yakni 2 bersaudara. Anak pertama adalah kakak saya jadi bisa dibilang ini pengalaman pertama saya menuliskan bagaimana jika saya di posisi sebagai kakak dengan adik perempuan. Sebelum saya berandai-andai, Sedikit gambaran mengenai adik perempuan (kali ini sesuai posisi saya di rumah sebagai adik perempuan paling kecil) itu adalah:

  • Terkadang jadi yang paling diperhatikan di rumah
  • Sering bermasalah dengan pembagian pekerjaan di rumah
  • Sering melalak alias hang out tapi juga sering disuruh pulang cepat
  • Sering jadi pelampiasan pemakai barang-barang kakak ketika dia udah gamau pake lagi.
  • Gamau cerita sama kakak kalo ada masalah karena takut dimarahi
  • Sering ngerasa terlindungi karena punya back up; Kakak dan orang tua
  • Jadi titik banding sama kakak; “Tuh liat, kakak aja bisa gitu, masa adek gabisa.” -,-
  • Terkadang jadi yang paling feminim tapi terkadang jadi yang paling tomboy.
  • Paling sering digangguin kakak, tapi juga yang paling disayang sama kakak
  • Sering cuek sama masalah di rumah wkwkwwk

Nah dari beberapa gambaran diatas, saya bisa ngebayangin kalau seandainya saya punya punya adik perempuan, kemungkinan dia akan mengalami apa yang saya alami dari dulu sampai sekarang dan bisa jadi seperti saya wkwkwkk. Namun apapun kemungkinan yang terjadi, saya justru berfikir bahwa saya tak akan menyamakan cara saya dengan kakak saya karena setiap orang punya caranya tersendiri menghadapi situasi termasuk ketika saya punya adik perempuan.

Andai saya punya adik perempuan, kemungkinan yang saya lakukan adalah:

1.Beri dia kebebasan namun tegas kalo udah menyalahi aturan

Saya ga harus ngelarang dia ini itu tapi saya bisa membuat prinsip tersendiri untuk tetap memantau dia dengan menasehati atau beerbicara empat mata. Aturan sederhana misalnya, “Dek, boleh melalak asal ingat rumah. Kasihan ibu sama bapak ngedumel kesel kalo kamu gabisa dibilangin.” Nah, kalimat-kalimat seperti itu lebih ke heart to heart menurut saya karena adik perempuan lebih bisa mendengarkan ketika kita menyampaikannya dengan hati.

2. Sering ngajak ke kegiatan yang saya ikuti

Untuk point ke-2, ini lebih mengarah ke kebiasaan ataupun hobi si kakak. Karena kebeneran saya suka melakukan kegiatan diluar rumah seperti ikut komunitas, hang out dan sejenisnya, saya justru berfikir mengapa saya mendiamkan adik saya di rumah sementara saya keliling kemana-mana wwkwkk. Selain jadi teman kemana-mana, mungkin juga saya bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama dia dan buat dia jadi lebih tahu banyak siapa aja teman-teman saya dan apa aja yang buat saya tertarik. Ini penting karena kalau tiba-tiba saya ga bisa dihubungi, dia jadi tahu siapa orang-orang pertama yang bisa dia hubungi.

3. Sesekali membelikan barang yang baru bukan hanya memberikan barang yang kita ga suka atau udah ga dipakai lagi 

“Sejujurnya sering kesal seperti ga bersyukur, tapi tetap dipakai juga,” wkwkwk. Nah, keadaan seperti itu sering sekali saya alami maka dari itu ketika saya punya adik perempuan, mungkin ga ada salahnya saya mencoba membelikan sesuatu yang baru buat dia, yang ga harus dari yang pernah saya pakai. Karena jika flashback ke diri saya, saya senang dibelikan barang-barang yang baru karena lebih variatif. Walaupun begitu bukan berarti si adik gabisa beli barangnya sendiri ya hihihi

4. Terbuka dengannya maka aku akan lebih dekat dengannya

Terkadang hal yang sulit dilakukan oleh saudara sendiri adalah saling terbuka satu sama lain. Saya akui benar. Namun itu bisa teratasi ketika kita sebagai kakak bisa lebih terbuka dengan adik perempuan kita karena bisa saja itu menjadi jalan bagi kita untuk tetap dekat dengannya. Kunci dari suatu hubungan langgeng adalah komunikasi yang terjalin baik dengan pengertian yang baik begitupun dalam hubungan bersaudara. Sering sekali didalam hubungan kakak-beradik karena ga ada kecocokan komunikasi dan ego masing-masing hingga berujung pertengkaran. Entah masalah kecil ataupun masalah besar. Ketika saya punya adik perempuan, posisi perempuan berperan disana. Perempuan lebih mudah didekati hanya dengan kita menjadi pendengar yang baik. Begitu juga dengan adik perempuan kita. Kita gapernah tahu hanya dengan kita berbagi segala rahasia tentang kita bisa saja kita dan dia semakin lebih dekat dan saling mengerti satu sama lainnya. Ketika itu menjadi kenyataan, “Kok kayaknya enak banget ya wii punya adik perempuan wkwkwwkkk.”

5. Lebih sering memperhatikannya diam-diam

Untuk point yang terakhir, saya membayangkan kalau adik perempuan saya punya sifat yang berbanding terbaik dengan saya. Jika saya adalah orang yang terbuka dan fleksibel, justru adik saya sebaliknya, ini bisa saya lakukan dengan memperhatikannya secara diam-diam. Contoh: Ketika si adik pulang sekolah, biasanya dia langsung ganti baju terus keluar dengan teman-temannya, suatu hari saya justru ngeliat dia habis pulang sekolah langsung tidur. There is something different, menurut saya saat itu, saya diam-diam ngecek badannya lagi sakit atau engga, atau ngecek hapenya, apa ada masalah dengan teman-temannya atau nanya ke dia langsung.

Ketika dari hal-hal kecil yang tidak biasa justru bisa menjadi sebuah perhatian yang berharga buat adik kita. 

Okay, that’s all  my opinion about Mba vera’s topic. Meskipun berandai-andai dari sudut pandang saya, saya berusaha mencocokkan keadaan si pemberi topik dengan tulisan saya. Semoga bermanfaat buat mba vera, para pembaca lainnya dan semoga lekas sembuh buat adik mba vera ^_^

Topik ke-54 selesai yihaaaa ^^

 

 

 

8 Comments

  1. Duhh.. Kakak

    Sini dong. Jadi kakak akuuuuhhh…

    Kok baik kali ko wiiiii sama adikmu? Wkwkk

    Mungkin karena ko berkaca dari posisimu sebagai adik yaaa..

    Aku setuju, bangun komunikasi ke adik dari hati ke hati. Itu ampuh.

    Aku udah buktikan sendiri.

    Suka

  2. Hmm..
    Kayaknya agak beda dari gambaranku ya mbak. Hihihihi..

    Ini beberapa koreksi mbak:
    Diatas > di atas
    Menasehati > menasihati
    Beerbicara > berbicara
    Kalimat seperti itu lebih ke heart.. > hilangkan ‘ke’
    There’s something different > cetak miring

    Itu aja yg terjaring, Mbak hihihi

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar